Ketua Bhayangkari Lombok Utara Tekankan Pentingnya Nilai-Nilai Luhur dalam Membentuk Karakter Bhayangkari
Labulianews.id (14/6/2025) Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara, Ny. Heny Agus Purwanta, menegaskan pentingnya nilai-nilai luhur dalam membentuk karakter Bhayangkari yang berintegritas dan beretika. Dalam Sidang BP4R (Badan Pembantu Penasehat Perkawinan, Perceraian dan Rujuk) anggota Polres Lombok Utara, Ny. Heny mengupas secara mendalam filosofi Cupu Manik Astagina sebagai pedoman hidup seorang Bhayangkari di era modern.
Delapan Pilar Moral Bhayangkari
Ny. Heny menjelaskan delapan nilai inti dari filosofi Cupu Manik Astagina, yaitu:
1. Beriman - Fondasi utama bahwa istri anggota Polri harus berpegang teguh pada keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Adil - Menjadi pribadi yang adil dalam keluarga dan sosial.
3. Jujur dan Sederhana - Kejujuran dan kesederhanaan sebagai bentuk keanggunan sejati seorang Bhayangkari.
4. Asah, Asih, dan Asuh - Tiga nilai kasih yang menjadi dasar membina rumah tangga dan komunitas.
5. Berjiwa Besar - Kesiapan untuk memaafkan, menerima, dan terus melangkah ke depan.
6. Bersemangat dan Penuh Daya Cipta - Kreatif, adaptif, dan penuh energi dalam membina keluarga dan mendukung tugas suami.
7. Berteguh Hati dan Rela Berkorban - Ketangguhan hati dan pengorbanan yang sangat berarti.
8. Mengabdi Tanpa Pamrih - Ketulusan dalam mendampingi dan membangun tanpa syarat dan pamrih.
Ny. Heny juga menekankan pentingnya kesantunan digital bagi istri anggota Polri. Ia meminta agar mereka tidak menggunakan media sosial untuk meluapkan emosi pribadi dan menjaga citra keluarga besar Polri di mata publik.
Ny. Heny juga menyampaikan pesan kepada para orang tua calon pengantin untuk mendukung anak-anak mereka menjadi Bhayangkari sejati. Ia berharap para orang tua dapat merasa bangga karena anak-anak mereka menjadi keluarga yang siap berbakti dan melayani.
Melalui refleksi pada filosofi Cupu Manik Astagina, Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara menunjukkan bahwa peran istri anggota Polri bukanlah sekadar pendamping, melainkan pilar utama yang ikut membentuk citra, karakter, dan keberhasilan suami di lapangan. Bhayangkari harus menjadi pemelihara nilai, penjaga martabat keluarga, dan agen keteladanan sosial.