ASLI Tolak Pertunjukan Pornoaksi yang Mengatasnamakan Kesenian Tradisional di Lombok
Labulianews.id, Mataram, 18 Oktober 2025 — Aliansi Sasak Lombok Indonesia (ASLI) mengungkapkan keprihatinan yang mendalam atas maraknya aksi dan pertunjukan mengandung unsur pornoaksi yang mengatasnamakan kesenian tradisional di sejumlah daerah di Lombok. Fenomena ini dinilai mencoreng nilai agama, budaya, moral, dan kearifan lokal masyarakat Sasak yang menjunjung tinggi etika dan kesopanan dalam berkesenian.
Sekretaris Jenderal DPP ASLI, Mahrip, S.Pd., menegaskan bahwa pihaknya mendesak pemerintah daerah, aparat penegak hukum, dan dinas terkait untuk bertindak tegas dan tidak mentolerir kegiatan yang memuat unsur pornografi, meskipun dikemas dalam label seni dan budaya.
"Kesenian tradisional Sasak pada dasarnya sarat makna, mengandung pesan moral dan spiritual. Namun jika kesenian dijadikan tameng untuk mempertontonkan aurat atau perilaku tak senonoh, itu bukan budaya melainkan penyimpangan yang harus dihentikan. Ini kemaksiatan yang akan mendatangkan murka Allah," ujar Mahrip tegas.
ASLI juga menyerukan agar setiap kegiatan seni dan budaya di ruang publik selalu berpedoman pada nilai-nilai Pancasila, norma agama, serta adat istiadat lokal. Organisasi tersebut menilai bahwa pelestarian budaya harus sejalan dengan pembinaan moral generasi muda agar tidak terjebak dalam komersialisasi seni yang justru merusak jati diri bangsa.
Selain itu, ASLI mendorong Pemerintah Provinsi dan kabupaten/kota di NTB untuk melakukan pengawasan dan kurasi ketat terhadap setiap event budaya, serta memberikan sanksi tegas kepada penyelenggara yang melanggar aturan kesusilaan.
"Kami mendukung kebebasan berekspresi dalam seni, namun kebebasan itu tidak boleh melanggar nilai moral dan agama. Seni sejatinya mendidik, bukan merusak. Banyak pertunjukan seperti Ale-Ale yang sangat vulgar, mempertontonkan hal tak layak di ruang terbuka, disaksikan anak-anak. Ini sangat tidak baik.
Lombok, pulau seribu masjid yang dikenal religius, jangan sampai dirusak oleh pihak yang mendatangkan murka Allah. Jangan sampai bencana seperti gempa kembali melanda. Mari Pemerintah, aparat penegak hukum, tokoh agama, budaya, dan pemuda bersama-sama memberantas pelaku maksiat berkedok seni ini.
"Gubernur dan Kapolda harus menjadi pemimpin dalam pembasmian pertunjukan maksiat berkedok kesenian," tegas Mahrip dengan nada geram.
Dengan pernyataan ini, Aliansi Sasak Lombok Indonesia menegaskan komitmennya menjaga martabat budaya Sasak serta mengajak seluruh elemen masyarakat melindungi warisan budaya dari distorsi moral dan eksploitasi berkedok kesenian.

